Ku Mohon Dinda, Aku Tidak Punya Banyak Pilihan.

Berusaha kuat gampang-gampang susah, hari ini hari Minggu pukul 6.50 PM.

Hujan lagi, kali ini aroma nya tidak sedang menyejukkan, kali ini hujan membawa pikiran ku teringat akan keputusan seminggu yang lalu, kurang lebihnya seperti ini “ok untuk kesekian kalinya harus berusaha untuk memperbaiki semua permasalahan hati ini”. iya seperti itu.

Ngomong-ngomong soal hati, kalian tau benang kusut? Tau kan? Kalian pasti paham. Aku tau imajinasi kalian itu luas, seluas-luasnya deh… apa lagi ini persoalan hati. Sudahlah, bisa aku mulai? Mulai menceritakan semua yang pernah ku alami persoalan hatiku ini? Baiklah kalian sudah kuanggap mengijinkan ku untuk memulainya.

***
Senja yang terasa panjang sekali.

langkah ku terhenti.
“tidak perlu kau berterimakasih din. Kalau kau berada dalam posisiku, kau akan melakukan hal yang sama. Jangan menganggap ini suatu hal yang istimewa” Aku tertawa kecil.
“jika ini bagi ku suatu hal yang istimewa, biarlah ini menjadi urusan ku. Kau tak perlu mengkhawatirkan itu” Dinda berkata pelan lalu tersenyum manis.

Aku mengusap wajah. Bukankah aku sudah berkali-kali mengatakan padanya untuk biasa saja pada ku? Apa perlu aku memohon pada dinda untuk jangan bertahan? Aku tidak mau menyakitinya. Tetapi jelas sudah, dinda tetap bertahan. Kebahagian yang pernah aku berikan selama ini masih amat-amat isitimewa baginya, penderitaan yang aku berikan walau tanpa kusadari, dinda telan bagaikan makanannya. Ingin berteriak padanya, biar Dinda mendengar apa yang aku pikirkan saat ini. Bodoh!

Benar-benar tidak tahu, sungguh…
Dan kapan semuanya akan membaik.

“Boleh Aku bertanya padamu?
“Pertanyaan apa?” aku menyelidik, suara Dinda terdengar amat berbeda.
“Satu pertanyaan saja.” Dinda menelan ludah.
“Apa?” Aku hanya tersenyum melihat ekspresi mukanya. Karena sudah tau pertanyaannya akan kearah mana dia akan mempertanyakan.

Dinda diam sejenak
“Kamu punya janji bukan?” Dinda menatapku penuh arti, berharap aku langsung mengerti.

Aku mengerti apa maksud tatapan Dinda. Aku tahu semua kenangan itu berarti baginya, satu pertanyaan dan satu jawaban kali ini adalah kesempatan. Dinda mencari kesempatan untuk mengetahui apa Aku akan menepati janji dan Aku menjadikan kesempatan untuk berusaha memperbaiki semua ini. Harapan tidak ada yang salah.

Dinda terus menatap ku, matanya memerah.
Aku menelan ludah. Dinda terlihat sudah siap untuk mendengarkan jawaban ku dan Dinda mungkin sudah mengetahui jawaban apa yang akan aku sampaikan. Dinda tersenyum tanggung lalu mengangguk.

“Aku tidak ingin membuat luka itu semakin besar, Dinda… Jadi kumohon, biarkan aku merasakan kehidupanku yang sekarang. Jangan pernah lagi menghubungi, mencari dan bertahan untuk menunggu. Itu hanya akan menambah luka. Berjanjilah Dinda, Aku tidak punya banyak pilihan. Maaf…” aku menjulurkan tangan. Dinda menangis mendengar apa yang telah terucap oleh ku. Lagi, aku merasa sedang menyakitinya.

Kau bisa Dinda?
Sungguh kau yakin?
Kau siap dengan segala resikonya?
Aku atau kau Dinda yang tega melakukan semua ini?

“Maaf” Terdengar suara paraunya, Dinda tersenyum tanggung.

Senja ini… Aku tidak pernah tahu
Senja ini… Aku menghela napas, Berat.

Maafkan aku yang teramat bodoh.

Pukul 9.55 PM

gimana sih rasa nya di ospek ?

 

Disini gue mau sedikit cerita tentang ospek nih, ini pengalaman pribadi sih … ya iseng-iseng aja ngisi waktu kosong 😀 bagi lu yang belum ikut ospek universitas nihh gue kasih tau pengalaman gue , yaudah selamat membaca yaaaaa…

Bx8CvyJCYAAzBr5.jpg large

Berpakaian hitam putih berwajibkan menggunakan dasi, jelas itu syarat yang harus dituruti oleh semua calon mahasiswa baru di salah satu universitas swasta di daerah karawang. Datang gelap pulang pun gelap. Belum lagi disuruh bawa makanan yang diberi nama aneh-aneh! . Semua itu dijalani selama empat hari berturut-turut, setiap teriak-teriakan para disipliner sangat terdengar jelas dari kuping kanan dan kiri “ayo cepat kamu! Lari lari”.

Bx8BsesCUAAnnij.jpg large

Sesampai nya di depan gedung utama kami semua disuruh untuk jalan jongkok (ya walaupun enggak jauh-jauh banget ya lumayan lah , bikin paha langsung kram _-). Bayangin selama empat hari harus jalan jongkok! Eh enggak empat hari, hari terakhir para disipliner nya jadi baik! Oh ya empat hari itu dibagi menjadi dua , dua hari ospek universitas , dua harinya lagi ospek fakultas. Hari pertama datang untuk ospek, rasanya itu masih deg-degan. Suara teriakan para disipliner itu bikin pengen tutup kuping! Setiap kalau ada yang melihat para disipliner pasti ucapan yang keluar “apa kamu! Kamu kira saya tontonan! Ada yang lucu hah?”. Dari wajah yang tadinya cantik, ganteng, unyu-unyu, semua itu berubah menjadi ganas sesaat *takuttt.

Tapi jangan ambil negatif nya aja , sebener nya baik ko. Bukti nya kami semua setelah dikumpulkan di lapangan kami diberi waktu untuk sarapan, ya walaupun diburu-buru_- seenggak nya lumayan lah.

BxVMyabCMAAfx-p.jpg large

Dari situ juga , kita dapet kenalan temen baru. Saling berkenalan dan bertanya fakultas apa? Prodi apa? Ya walaupun inget nya cuman sesaat. Kalau ospek di universitas bagi aku sih ya biasa aja , kalau bisa dibilang ngebosenin , aku bilang ngebosenin kenapa ? karena kita semua dikumpulkan di aula, sedangkan aula nya tidak terlalu besar , lalu kami di beri materi. Nah kenapa ngebosenin? Aku kebagian di luar aula _- orang pemberi materi tidak terlihat dan hanya mengandalkan suara. Orang nya mana , suara nya ada jadi kan enggak enak juga!.

Nah kalau di fakultas aku lebih sering kena marah , dari name tag salah , tidak memakai pita merah putih diikatkan ke kepala , dateng telat , padahal enggak telat loh tapi ya kena kena juga. Cape-cape bikin name tag dua kali eh digunting! Terus disipliner nya kalau ngomong itu serasa enggak ada jarak, deket bangettt gileee_- untung itu masih pagi-pagi ya jadi mulut nya enggak bau-bau amett!

Selama ospek di fakultas juga sama dikasih materi , tapi ini terlihat semua untuk yang pemberi materi nya. Selama di beri materi kita semua di mata-matai , setiap ada yang ngobrol, tidur , bercanda pasti dipanggil nama atau nomer peserta nya, kalau bisa dibilang kalau di ospek ini “penculikan” nanti kita disana di marah-marahin, di jailin, suruh ngajarin yang cerita nya ada beberapa orang yang lagi training, setiap ada yang manggil gitu berharap dari hati “ jangan jangan jangan gue “ , pokoknya kalau orang itu udah selesai di jailin nya pasti orang yang dipanggil itu pada nangis huhuhu ;( .

Ya pokok nya ada seru nya ada bosen nya juga , yang paling di inget kata-kata nya itu pasti “nunduk kamu! Nunduk nunduk!” , “ nunduk kamu! Nunduk , tutup mata dan telinga kalian” , “ apa kamu liat-liat? Ada yang lucu? Saya bukan tontonan! Nunduk kamu!” , “ kamu tidur hah? Heh kamu tidur” , “ berdiri kamu” , “ikut saya”. Tapi semua itu untuk menguatkan mental kita juga kok, kita juga jadi punya pengalaman baru, lagian semua itu juga acting , sebenernya disipliner nya pada baik-baik kok , pokok nya ospek juga punya keseruan , para disipliner nya juga pas akhir-akhir ya kaya watados gitu 😀 mereka jadi pada senyum-senyum semua, pada ketawa-ketawa bareng-bareng maba nya juga. Ya pokok nya campur adukkkk dehh (y) .

BxVSRIHCYAEfonp.jpg large

Ya itu sedikit pengalaman gue tentang ospek , sebenernya masih banyak yang harus ditulis tapi ya sekira nya segitu aja , biar lu lu lu pada bilang “ihhh sedikit banget!” kan biar greget :v . terimakasih . oh ya dan sekarang gue udah jadi Mahasiswi dong :p

#gambar dari @Fokusunsika

cats

Mampukah?

star-alone
Indah nya langit malam , mengingatkan pada seseorang yang mungkin tak akan pernah tau siapa diriku. Dua bola mata ini selalu menatap keatas dan selalu membayangkan betapa indah nya jika “aku menjadi bintang”. Terang nya sinar bulan menerangi hati ku , walaupun hanya sementara. Ntah apa yang membuat otak ini selalu menjelajah dan selalu beraharap , dengan beribu harapan bahkan jutaan harapan yang selalu tidak mempunyai ujung dimana aku akan berhenti. Aku hanya bisa bertanya pada diriku sendiri “mampukah diriku ini untuk memendam rasa ini ?”.

Andai Saja

Aku tidak bisa mendeskripsikan secara pasti perasaan yang muncul dalam diriku pagi ini ketika aku menemukan handphone ku dan berisi sebuah pesan dari seseorang yang ku kagumi. Ku letakkan kembali handphone berwarna hitam ku di atas meja kayu yang persegi. Ku diamkan sampai handphone ku meredup.

Hujan kembali mengguyur kota ini. Awan kelabu yang bergelayut berat di langit tidak berhenti mengirimkan butir-butir air selama dua hari. Sawah depan rumahku hampir meluap. Halaman belakang pun tergenang hingga rumput-rumput yang menyelimuti pelataran tersebut tidak tampak secara kasat mata.

“Katakan, def , apa yang harus aku lakukan saat ini?” aku berjalan mondar-mandir didepan meja defa, dalam ruang kerjanya.
“kamu harus tenang terlebih dahulu , baru kamu bisa memutuskan. Itu hak kamu , aku percaya sama kamu” Defa tersenyum simpul “ayolah ini bukan seperti kamu biasanya , peri cantik punya aku itu pasti selalu punya cara yang terbaik” Tangan Defa seperti biasa mengacak-ngacak rambut ku.

Aku menghela nafas. Walaupun defa memanggil ku peri kecil, percayalah kami bukan sepasang kekasih. Nama ku Sherly, aku menyadari tubuh ku memang mungil dan banyak yang bilang wajah ku mirip Marshanda. Defa sangat suka dengan marshanda karena katanya wajah nya yang mungil dan senyum nya manis . Maka dari itu defa sering mengatakan aku ini peri kecil nya dan kami memang seperti adik dan kakak tapi percayalah kami juga bukan adik dan kakak , melainkan kami hanya sahabat baik sejak kami masih kecil
~~~

Hatiku pedih. Itu bukan kenangan yang menyenangkan,maka aku cepat-cepat menghapus air mataku. Mataku mendongak keatas dan bertemu dua bola mata def . Def yang melihat kedua pipi ku basah oleh air mata, dia langsung menghapusnya. Wajah nya mendekati ku dan membuat ku merasakan takut , aku berusaha untuk melangkahkan kaki ku ke belakang, dia pun mengikuti melangkahkan kakinya dengan terus maju. Kali ini, aku melongo, semakin tercengang dan aku takut!! . Defa tertawa geli melihat reaksiku . Dia melirik jam tangannya.

“pukul sepuluh. Sepertinya, kamu sudah harus berangkat ke kampus” katanya, “ mau aku antar?” kalimat terakhir disertai senyuman kucing dan aku paham betul maksud di balik itu dan dia pun melanjutkan tawanya yang membuat gaduh ruangan.
“ hahaha tadi itu baru pertama kalinya aku melihat ekspresi wajah kamu seperti itu sher “ dia berkata meledek dan lagi-lagi dia tertawa.
“ enggak lucu” ucap ku , aku ikut tersenyum sinis.
“ udah ah enggak usah dibawa serius , senyum nya yang bener dong jangan senyum sinis gitu “ katanya sambil mencubit pipi ku sampai membentuk senyuman.

Aku menatap def dengan terheran-heran dan memberikan senyuman .

~~~ *

Dahulu, aku jatuh cinta kepada lelaki yang hobi melukis itu. Aku selalu terkagum-kagum setiap menyaksikan dia menggoretkan konte di permukaan kayu. Tangan nya seperti menari , bergerak kekanan , kekiri, berputar, melompat, begitu lincah. Dalam beberapa menit, lahir sebuah gambar, lalu dia mengganti pensilnya dengan kuas dan menyapukan warna-warna transparan, menyulap mebel-mebel polos menjadi seperti lembaran-lembaran buku cerita bergambar.

Lelaki itu muncul dengan senyum canggung diwajahnya. Dia mengenakan kemeja berwarna merah. Sama seperti 2 tahun yang lalu dia masih memainkan rambut nya untuk merapihkannya.

“hai” sapanya terlihat gugup
“hai” balas ku sambil tersungging senyum kecil ku
Sudah sejak lama aku tidak melihat seseorang yang dulu pernah ku cintai , aku sekarang memberanikan diri untuk menemuinya dan aku takut jika aku kembali mencintainya.
“sudah lama ya sher kita enggak ketemu, apa kabar? ” tanyanya sambil tersenyum lebar kepada ku
“baik” jawab ku

Kami berdiri berhadapan tanpa banyak kata. Sengaja kuhindari kontak mata karena aku tahu akan menemukan kerinduan dalam tatapan lawan bicaraku. Kemarin sepulang dari kampus aku memberanikan untuk membalas pesan dari seseorang yang ku temui saat ini yaitu Ernest. Dia mengajak ku bertemu untuk mengantar kan undangan dari teman semasa SMA ku yang akan mengadakan acara ulang tahun. Tapi kenapa harus dia untuk menyampaikan nya!

“ini ada undangan dari Stefi” Ernest mengeluarkan undangan dari dalam tas nya .
“stefi?” Tanya ku
“iya, dia ngundang kita untuk datang ke acara ulang tahunnya. Katanya sih sekalian acara reuni “ jawab nya sambil menoleh kepada ku “ kamu mau datang kan?” Ernest bertanya kepadaku atau lebih tepatnya untuk mengajakku untuk datang.
“hmm … aku usahakan untuk datang” jawab ku
Ernest tampak bahagia mendengarnya , aku tidak ingin melihat kebahagiaannya karena itu membuat diriku semakin sakit dan aku masih belum bisa untuk menerima nya kembali.
~~
Aku mengambil posisi di ujung belakang, menghadap ke arah jendela di sisi kiri metro. Pandanganku lurus kedepan, memandangi bayangan diriku sendiri di kaca yang gelap, mencoba membaca emosi apa yang sedang ku ekspresikan atau apakah ada emosi disana. Namun, yang kudapati hanyalah raut datar, seperti kertas dalam buku sketsa yang bersih tanpa guratan, maka hati kecilku protes karena bukan itu yang seharusnya aku perlihatkan.

 

Last Promise

Pagi ini dia datang menemuiku, duduk di sampingku dan tersenyum menatapku. Aku benar-benar tak berdaya melihat tatapan itu, tatapan yang begitu hangat, penuh harap dan selalu membuatku bisa memaafkannya. Aku sadar, aku sangat mencintainya, aku tidak ingin kehilangan dia., meski dia sering menyakiti hatiku dan membuatku menangis. Tidak hanya itu, akupun kehilangan sahabatku, aku tidak peduli dengan perkataan orang lain tentang aku. Aku akan tetap memaafkan Iqbal, meskipun dia sering menghianati cintaku.

“Aku gak tau harus bilang apa lagi, buat kesekian kalinya kamu selingkuh! Kamu udah ngancurin kepercayaan aku!”

Aku tidak sanggup menatap matanya lagi, air mataku jatuh begitu deras menghujani wajahku. Aku tak berdaya, begitu lemas dan Dia memelukku erat.

“Maafin aku sal , maafin aku! Aku janji gak akan nyakitin kamu lagi. Aku janji salsha . Aku sayang kamu! Please, kamu jangan nangis lagi!”

Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi selain memaafkannya, aku tidak ingin kehilangan Iqbal, aku sangat mencintainya.

Malam ini Iqbal menjemputku, kami akan kencan dan makan malam. Aku sengaja mengenakan gaun biru pemberian Iqbal dan berdandan secantik mungkin. Kutemui Iqbal di ruang tamu, Dia tersenyum, memandangiku dari atas hingga bawah.

“Salsha, kamu cantik banget malam ini.”

“Makasih. Kita jadi dinner kan?”

“Ya tentu, tapi Sal , malam ini aku gak bawa mobil dan mobil kamu masih di bengkel, kamu gak keberatan kita naik Taksi?”

“Engga ko, ya udah kita panggil Taksi aja, ayo.”

Dengan penuh semangat aku menggandeng lengan Iqbal . Ini benar-benar menyenangkan, disepanjang perjalanan Iqbal menggenggam erat tanganku, aku bersandar dibahu Iqbal menikmati perjalanan kami dan melupakan semua kesalahan yang telah Iqbal perbuat padaku.

Kami berhenti disebuah Tenda di pinggir jalan. Aku sedikit ragu, apa Iqbal benar-benar mengajakku makan ditempat seperti ini. Aku tahu betul sifat Iqbal, dia tidak mungkin mau makan di warung kecil di pinggir jalan.

“Kenapa bal? Mienya gak enak?”

“Enggak ko, mienya enak, Cuma panas aja. Kamu gak apa-apa kan makan ditempat kaya gini sal?”

“Enggak. Aku sering ko makan ditempat kaya gini. Mie ayamnya enak loch. Kamu kunyah pelan-pelan dan nikmati rasanya dalam-dalam.”

Aku yakin, Iqbal gak pernah makan ditempat kaya gini. Tapi sepertinya Iqbal mulai menikmati makanannya, dia bercerita panjang lebar tentang teman-temannya, keluarganya dan banyak hal.
Dua tahun bersama Iqbal bukan waktu yang singkat, dan tidak mudah untuk mempertahankan hubungan kami selama ini. Iqbal sering menghianati aku, bukan satu atau dua kali Iqbal berselingkuh, tapi dia tetap kembali padaku. Dan aku selalu memaafkannya, itu yang membuatku kehilangan sahabat-sahabatku. Mereka benar, aku wanita bodoh yang mau dipermainkan oleh Iqbal . Meskipun kini mereka menjauhiku, aku tetap menganggap mereka sahabatku.

Selesai makan Iqbal Nampak kebingungan, dia mencari-cari sesuatu dari saku celananya.

“Apa dompetku ketinggalan di Taksi?” iqbal terlihat bingung

“Yakin di saku gak ada?” aku menanyakannya

“Gak ada. Gimana dong?” jawabnya bingung

“ya udah, pake uang aku aja. Setiap jalan selalu kamu yang traktir aku, sekarang giliran aku yang traktir kamu. Ok!”

“ok. Makasih ya sayang, maafin aku.” Iqbal sambil memegang kedua tangan ku , dan aku membalas dengan senyuman.

Saat di kampus, aku bertemu dengan Bella dan Cassie . Aku sangat merindukan kedua sahabatku itu, hampir empat bulan kami tidak bersama, hingga saat ini mereka tetap sahabat terbaikku. Saat berpapasan, Bella menarik tanganku.

“Salsha, kamu sakit? Ko pucet sich?”

Bella bicara padaku, ini seperti mimpi, Bella masih peduli padaku.

“Engga, Cuma capek aja ko Bel. Kalian apa kabar?”

“Jelas capek lah, punya pacar diselingkuhin terus! Lagian mau aja sich dimainin sama cowok playboy kaya Iqbal ! Jangan-jangan Iqbal gak sayang sama kamu? Ups, keceplosan.”

“Stop Cas ! Kasian Salsha! Kamu kenapa sich Cas bahas itu mulu? Salsha kan gak salah.”
“Udah dech Bel, kamu diem aja! Harusnya kamu ngaca Salsha! Kenapa kamu diselingkuhin terus!”

Cassie bener, jangan-jangan Iqbal gak sayang sama aku, Iqbal gak cinta sama aku, itu yang buat Iqbal selalu menghianati aku. Selama ini aku gak pernah berfikir ke arah sana, mungkin karena aku terlalu mencintai Iqbal dan takut kehilangan Iqbal. Semalaman aku memikirkan hal itu, aku ragu terhadap perasaan Iqbal padaku. Jika benar Iqbal tidak mencintaiku, aku benar-benar tidak bisa memaafkannya lagi.

Meskipun tidak ada jadwal kuliah, aku tetap pergi ke kampus untuk mengerjakan tugas kelompok. Setelah larut malam dan kampus sudah hampir sepi aku pun pulang. Saat sampai ke tempat parkir, aku melihat Iqbal bersama seorang wanita. Aku tidak bisa melihat wajah wanita itu karena dia membelakangiku. Mungkin Iqbal menghianatiku lagi. Kali ini aku tidak bisa memaafkannya. Mereka masuk ke dalam mobil, aku bisa melihat wanitaitu, sangat jelas, dia sahabatku, Cassie ….

Di dekat Bulan Ada Bintang :)

Image

Nama ku Bintang Olivia Putri , biasa di panggil Bintang. hobi ku makan coklat , main game dan baca novel . umur ku baru 16 tahun , masih SMA , dan masih selalu manja sama orang yang ada di dekat ku . menjadi gadis 16 tahun ternyata tidak mudah lo . karena kalo umur kamu 16 tahun dan kamu suka ngambek nggak karuan itu , pasti nyokap kamu mungkin bakal ngelakuin hal yang sama kaya nyokap aku , ngelus dada! 😀

Aku juga bukan tipikal cewe feminim yang doyan bawa-bawa tissue dan urus rambut kesalon . tapi aku juga bukan tipikal cewe tomboy yang berpenampilan seperti cowo . biasa aja. Nggak ada yang menarik dari cewe seperti ku . bener-bener nggak ada yang menarik dari cewe aneh dan gampang ngambek kaya macam ku .

Tapi , aku juga nggak pernah tau kenapa hidup ku sangat dramatis dan bakalan keren banget kalau dijadiin film . semua yang aku lalui dalam hidup selama 16 tahun ini selalu punya daya tarik tersendiri . entah disaaat aku sedang sedih atau bahagia. Semua yang ada dalam hidup aku seperti scene sebuah drama . atau memang kehidupan itu hanya sebuah drama ? entahlah , aku engak tau . yang pasti aku selalu menemukan hal yang menggelitik dan mengagumkan dalam kehiduapan ku . wise man said , pengalaman itu adalah guru terbaik . dan akupun percaya sebelum seseorang merasakan berada dibawah putaran hidup , mereka baru akan mengerti apa itu kehidupan .

Sekarang aku ngerti , film-film FTV yang tayang di sebuah stasiun TV yang judulnya alay banget , ternyata nggak seburuk itu . ceritanya memang terkesan di buat-buat , didramatisirkan , kesan maksa , tapi setelah aku pikir-pikir hidup aku juga nggak jauh-jauh dari cerita di film konyol itu . :p

Kata nyokap , aku sama sekali bukan anak gadis yang manis. Suka marah-marah , pemalas , jarang-jarang kamar sendiri bersih . dan nyokap sangat membenci kalau gadis seumuran aku ini males mandi ! WOW . sama sekali nggak mandiri . tapi kata nyokap juga , aku orang yang menentang keras ada nya korupsi yang melanda INDONESIA . yeahhh , jelas itu bercanda! Maaf jadi ngelantur . 😀

Kata bokap , aku ngeselin banget .suka buang-buang duit seenak jidat , di suruh shalat susah , nggak pernah mau ngalah , sering mau menang sendiri , apa-apa harus diturutin. Tapi kata bokap juga, aku ini jagoan! Ya walaupun takut sama hantu!wkwkw

Kata temen-temen aku di sekolah , gue manja , nyebelin , nggak mau ngalah (yabenar) enggak bisa nahan emosi , suka tereak-tereak , cerewet , banyak maunya , lebay ?(sedikitdeh) . tapi kata temen-temen juga , sebenernya aku ini baik , Cuma sering jutek sama orang , WOW! , dan aku cewe yang hebat tapi nggak mau berusaha !!!

Kata fitri , aku manja nya emang nggak ketulungan , suka marah-marah nggak jelas (emang) , nggak mau ngalah . tapi kata fitri juga, aku Cuma cewe yang tampak kuat padahal rapuh tapi itu kalau aku nggak disemangatin oleh temen-temen ku , sahabat dan orangtua ku .

Well, what do you think?

Aku sama sekali nggak ada bagus-bagusnya . terserah deh mereka mau bilang apa . yang pasti aku ini Cuma lagi mencari jati diri , yang masih belum aku temui selama ini (lebay).

Soal love life ?

Dari awal juga memang aku masih belum di bolehin pacaran sama bokap , karna pacaran hal yang membuat dosa menumpuk , berlimpah-limpah , dan mungkin nggak ketulungan , eitshhh sorry lebay. 😀

Tapiiiiiiiiiii , seiring berjalannya waktu . aku ngerasa punya perasaan yang aneh dan mungkin membuat aku suka senyum-senyum sendiri dannnn …

 

tunggu cerita selanjutnya yaaa … kritik dan saran sangat membantu 🙂